Terbaru 29 Juni 2011 - 14:14 WIB
Situs pencari Google meluncurkan sebuah jejaring sosial baru dalam websitenya sebagai upaya terbaru untuk menyaingi Facebook
Facebook mengklaim digunakan lebih dari 500 juta pengguna di seluruh dunia. Jejaring sosial Google+ , seperti halnya Facebook, memungkinkan penggunanya berbagi foto, cerita dan komentar. Bedanya, Google+ juga melengkapi diri dengan peta dan berbagai gambar yang tersimpan di pusat data Google. Selain itu, Google+ mengklaim bertujuan membantu
penggunanya untuk dengan mudah mengelompokkan kontak dan teman-teman
mereka dalam sistem grup. Namun, sejumlah analis mengatakan Google hanya
menampilkan kembali apa yang dimiliki Facebook dan hanya menambah
fasilitas viceo chat saja. Google, yang digunakan dua dari tiga pencarian
interner di Amerika Serikat, menderita sejumlah pukulan dari Facebook
dalam beberapa tahun terakhir ini. Sejumlah upaya Google menyaingi jejaring ciptaan
Mark Zuckerberg itu selalu gagal termasuk Google Wave dan Google Buzz
yang sangat tidak populer.
"Mereka sudah melemparkan berbagai ide selama beberapa tahun dan tak ada yang sukses."
Debra Aho Williamson
Peluncuran terbatas
Versi terbaru Google+ sudah dirilis untuk
pengguna terbatas. Namun, manajemen Google mengatakan dalam waktu dekat
diharapkan jutaan orang sudah bisa menggunakan produk ini. "Jejaring sosial di internet memerlukan
pemikiran serius. Dan ini saatnya kami memulainya," kata Presiden Teknik
Google, Vic Gundotra. "Fasilitas yang ada di jejaring sosial lain
menyulitkan pengguna untuk menyeleksi sebuah grup kecil," tambah
Gundotra, merujuk pada sistem kelompok dalam Facebook. Meski mengklaim memiliki kelebihan, para analis
internet memprediksi Google akan kesulitan merebut pengguna setia
Facebook untuk beralih ke jejaring sosial baru. "Orang sudah memiliki lingkar sosialnya di
Facebook. Menawarkan sebuah lingkaran sosial baru adalah sesuatu yang
sangat menantang," kata analis perusahaan riset eMarketer, Debra Aho
Williamson. "Ide besar jejaring sosial Google...mereka sudah
melemparkan berbagai ide selama beberapa tahun dan tak ada yang
sukses," tambah Williamson. Bulan April lalu Google mencapai kesepakatan di luar pengadilan terkait layanan jejaring sosial Google Buzz. Sekelompok orang menggugat Google karena
dianggap menipu dan melanggar privasi pengguna GMail yang tanpa seizin
pengguna langsung memasukkan mereka ke dalam jaringan Buzz.
Sumber Artikel : BBC Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar