Profesor AS Prediksi Internet 'Bunuh' Media Cetak Indonesia 10 Tahun Lagi


Melinda McAdams (dok Kedubes AS) Jakarta - Melinda McAdams, profesor di bidang jurnalisme online dan media sosial dari University of Florida, Amerika Serikat (AS), memperkirakan media cetak di Indonesia akan bertahan paling tidak 10 tahun lagi. Gantinya, semua versi cetak dari media itu akan berpindah ke internet.

"Internet membunuh media cetak? Ya, karena iklan mereka menurun, pembaca mereka menurun," jawab McAdams saat mendapat pertanyaan dari salah satu wartawan apakah media online akan membunuh media cetak.

Hal dikatakan McAdams dalam sesi tanya-jawab dalam Media Workshop tentang Journalism in an Interconnected World & Social Media and Professional Use of Twitter yang digelar Kedubes AS di Pusat Kebudayaan Amerika @america di Pacific Place, SCBD, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (17/7/2012) sore kemarin.

Perempuan yang populer dipanggil Mindy ini mencontohkan perusahaan koran yang cukup tua di Inggris, The Guardian, bahkan sudah menutup versi cetaknya dan beralih dalam bentuk digital semua. Petinggi koran New York Times, menurut McAdams akan mempertahankan versi cetak paling tidak 5 tahun ke depan, sebelum beralih menjadi koran online.

"Kalau di sini, mungkin koran-koran cetak masih bisa meraih iklan, tapi setidaknya 10 tahun mendatang mereka mulai akan kehilangan pendapatan. Jurnalisme kebanyakan sekarang ada di internet," papar McAdams yang pernah berkarier menjadi jurnalis di Washington Post ini.

McAdams juga memaparkan, memang tidak semua orang terhubung ke internet. Pada awalnya, koneksi ke internet mahal dan susah dijangkau semua orang. Namun makin hari koneksi internet makin murah, orang bisa mengaksesnya dari komputer pribadi atau melalui telepon selular.

McAdams juga menjelaskan ada perubahan besar di dunia media. Dulu media hanya bisa memberikan informasi satu arah, namun kini dengan teknologi internet, tidak bisa memberikan informasi satu arah lagi. Ada user generated content di mana pembaca bisa berkomentar, memberikan umpan balik, bahkan bisa menjadi narasumber atau membuat berita sendiri.

Sumber informasi juga berlimpah, termasuk dari media sosial seperti Facebook dan Twitter. Tidak semua informasi benar. Sebagai jurnalis, tidak bisa menelan informasi itu mentah-mentah, namun bisa menggunakannya sebagai latar belakang dan mengkonfirmasinya kepada sumber resmi seperti pejabat pemerintah atau lembaga lain.

Sumber artikel : detikcom

Jadi apa tanggapan dari teman teman....???
mengenai pemberitaan ini.
SHARE

Author

“Tak perlu menjadi orang lain ketika ingin di puja atau dipuji, karena yang terpenting adalah ketika dirimu mampu menerima segala kekuranganmu dengan lapang dada.”

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar: